The Law of Harvest
Tanamlah PIKIRAN, Petiklah TINDAKAN
Tanamlah TINDAKAN, Petiklah KEBIASAAN
Tanamlah KEBIASAAN, Petiklah WATAK
Tanamlah WATAK, Petiklah NASIB
The Law of Harvest
Tanamlah PIKIRAN, Petiklah TINDAKAN
Tanamlah TINDAKAN, Petiklah KEBIASAAN
Tanamlah KEBIASAAN, Petiklah WATAK
Tanamlah WATAK, Petiklah NASIB
Oleh : Joko Prasetyo
Saat saya memberikan pendampingan di salah satu sekolah swasta di kota Solo, saat coffee break jam 15.00, ada seorang peserta yang bertanya kepada saya. “Pak Joko, saya sungguh menjadi sangat termotivasi setelah mengikuti pelatihan yang Bapak berikan. Namun seringkali semangat tersebut luntur setelah 3-4 bulan. Menurut Pak Joko, bagaimana cara menjaga semangat itu agar tetap stabil bahkan lebih semangat lagi?”. Anda boleh percaya, boleh juga tidak percaya, pertanyaan yang diajukan seorang guru muda tersebut di atas adalah pertanyaan yang paling sering saya terima. Artinya, banyak orang mengalami seperti itu.
Mengapa Motivasi Surut?
Motivasi adalah keinginan berprestasi, keinginan mencapai/menggapai sesuatu. Jadi jawabnya simpel, kalau kamu mau tetap termotivasi ya miliki keinginan. Maka saya bertanya kepada guru muda tersebut, “Lha kamu punya keinginan apa?”. Dia menjawab, “Keinginan saya banyak sekali Pak, saya ingin punya motor yang lebih bagus, pengin punya rumah, pengin punya keluarga, pengin membalas kebaikan orang tua dan masih banyak lagi”. Saya bertanya lagi, “Apakah benar itu keinginan dari lubuk hati yang paling dalam atau hanya karena ‘ikut-ikutan teman’ atau lumrahnya ‘anak baik sebaiknya begitu’. Seberapa kuat keinginan tersebut? Seberapa penting keinginan itu terwujud? Apakah setiap hari dan setiap kamu berdoa, kamu terus berdoa kepada Tuhan agar Tuhan memberikan apa yang kau inginkan? Apakah kamu bersedia membayar harganya agar keinginan itu terwujud? Apakahkamu sudah melakukan langkah pertama menuju keinginan tersebut?”
Saya harus mempertajam dengan rentetan pertanyaan di atas karena banyak orang hanya ‘mengigau’, ‘mimpi disiang bolong’ yang artinya bukan keinginan yang sungguh-sungguh. Keinginan yang benar-benar memotivasi adalah keinginan yang kadarnya 100%, ‘kadarnya’ adalah harus tercapai. Kalimat extrem-nya adalah, kalau tidak tercapai saya rela dipotong satu ruas jari saya.
Banyak orang tidak termotivasi atau motivasinya surut karena memang orang tersebut tidak memiliki keinginan yang sungguh-sungguh. Tercapai ya syukur, gak tercapai ya ‘rapopo’ alias tidak masalah. Banyak orang yang bersemboyan, yang penting masih bisa hidup, yang penting melebihi nilai KKM, yang penting naik kelas, yang penting sudah dapat pekerjaan dan keinginan sejenis.
Oleh karena itu saya tegaskan bahwa agar motivasi hidup, motivasi belajar dan motivasi kerja itu selalu hidup dan berkobar-kobar resepnya sederhana :
a. Mikilah Harapan Akan Masa Depan
Percayalah Tuhan menciptakan kita sebagai manusia yang luar biasa. Tuhan Maha Benar & Maha Sempurna, maka dia tak pernah keliru sedikitpun dalam menciptakan manusia, termasuk saat Tuhan menciptakan kita. Tuhan juga Maha Baik, maka pastilah Tuhan menciptakan kita untuk Sukses. Jadi jangan ragu-ragu dengan diri kita. Yakinlah, miliki percaya diri yang kuat. Kalau kita meragukan masa depan diri kita itu pertanda kita juga meragukan Tuhan.
b. Milikilah Cita-Cita yang Tinggi dan Mulia
Beranilah bermimpi yang besar karena mimpi itu gratis. Yang penting Anda YAKIN bahwa mimpi itu bisa dicapai. Pastikan cita-cita itu sangat penting bagi Anda sehingga Anda akan all-out mengejarnya. Jangan hanya ‘besar’, mimpi itu juga harus ‘mulia’. Itu berarti mimpi itu baik bagi semua orang atau mendatangkan kebaikan. Kalau mimpi itu mengandung unsur ‘mulia’ maka mimpi itu akan abadi, yang berarti selamanya akan terus memotivasi Anda. Nah, dengan demikian semangatnya tak akan pernah surut.
Contoh : Saya ingin menjadi guru yang benar-benar mendidik siswa dengan hati. Saya akan selalu memotivasi siswa, membangun karakter luhur siswa, memberikan pengetahuan yang baik, benar dan relevan serta membantu siswa agar memiliki kompetensi unggul. Kebahagiaan saya adalah ketika melihat anak-anak didik saya sukses sejati.
Nah, bila seorang guru memiliki mimpi seperti contoh di atas yang lahir dari lubuk hatinya dan fokus mewujudkannya maka guru tersebut pasti motivasinya abadi, tidak pasang-surut.
c. Take Action
Bertindak secara nyata mewujudkan mimpi tersebut. Dalam mengejar mimpi, yang terberat adalah langkah awal, khususnya langkah pertama. Ibarat orang mengayuh sepeda, yang terberat adalah langkah awal. Setelah roda menggelinding, semakin cepat maka kayuhan akan semakin ringan. Maka, action yang kita lakukan itulah yang akan membuat kita semakin semangat. Tetaplah tekun walau ada berbagai persoalan dalam perjalanan meraih mimpi. Percayalah, tidak ada masalah yang tak ada solusinya, asal kita terus bertekun, belajar dan berdoa.
Jangan Mengandalkan Motivator
Dalam diri setiap orang, ada Sang Maha Guru yang Luar Biasa, yang selalu menyertai kita. Dialah Tuhan. Banyaklah merenung, dan konsultasikan setiap persoalan hidup yang Anda hadapi dengan Tuhan yang hadir dalam diri Anda. Banyaklah membaca kitab suci agama Anda, agar bisikan, petunjuk, tuntunan Tuhan semakin mudah kita dengarkan. Ikuti petunjuknya karena akan mengantar Anda kedalam kehidupan yang terbaik. Jadikan Tuhan, Sang Motivator bagi diri Anda.
Mojosongo, 1 September 2017